Rabu, 05 April 2017

Ikan Tilapia

Tilapia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Nile tilapia, Oreochromis niloticus
Panen tilapia di dunia dalam juta ton sebagaimana dilaporkan oleh FAO, 1950–2009[1]
Tilapia (/tˈlɑːpiə/ ti-LA-pee-ə) adalah nama umum untuk jenis ikan cichlid yang ratusan ragamnya dari tribe tilapiine cichlid, termasuk ikan nila. Tilapia umumnya ikan air tawar, hidup di aliran-aliran, kubangan, danau, sungai dangkal. dan jarang dijumpai di air payau. Sepanjang sejarah bernilai penting untuk perikanan artisan di Afrika dan Levant, serta meningkat perannya dalam akuakultur dan akuaponik. Tilapia dapat menjadi spesies invasif yang bermasalah pada habitat air hangat baru, yang masuk baik disengaja maupun tidak, tetapi umumnya tidak pada iklim sedang karena tidak mampu hidup di air yang dinginnya di bawah 21 °C (70 °F).

Sejarah


Makam "Tomb of Nakht", 1500 SM, memuat suatu hieroglif tilapia di atas (sedikit ke kanan) kepala tokoh utama.
Tilapia disebut dengan banyak nama. Pembudidayaan akuatik tilapia sungai Nil sudah dimulai pada zaman Mesir kuno, di mana ikan ini dilambangkan dengan aksara hieroglif Mesir K1,
K1
, pada Daftar Kode Gardiner.
Tilapia adalah salah satu dari tiga jenis ikan utama yang ditangkap pada zaman Alkitabiah di Danau Galilea. Pada waktu itu dikenal dengan nama musht, atau sekarang dengan julukan "Ikan Santo Petrus" ("St. Peter's fish"). Nama ini muncul dari kisah yang dicatat pada Injil Matius mengenai Santo Petrus memancing seekor ikan yang di mulutnya ada sekeping uang bernilai empat dirham untuk membayar bea Bait Allah baginya dan bagi Yesus Kristus, meskipun nas itu tidak menyebut jenis ikannya.[2] Meskipun nama Tilapia juga dipakai untuk menyebut ikan Zeus faber, yang tidak dijumpai di daerah itu, beberapa spesies tilapia (Sarotherodon galilaeus galilaeus dan lain-lain) juga hidup dalam Danau Galilea, di mana kisah dalam Injil Matius itu terjadi. Spesies ini menjadi sasaran peternakan ikan artisan skala kecil di wilayah tersebut selama beribu-ribu tahun.[3][4]

Ciri


Nile tilapia, Oreochromis niloticus
Tilapia berciri khas bagian samping yang tertekan tipis dan dalam. Sebagaimana jenis cichlid lain, bagian tulang pharyngeal bawah terpadu menjadi satu struktur gigi tunggal. Suatu kumpulan otot kompleks menggerakkan tulang pharyngeal atas dan bawah menjadi rahang kedua untuk mencerna makanan (bandingkan dengan jenis belut moray), mengizinkan pembagian kerja antara "rahang sejati" (mandible) dan "rahang pharyngeal". Dengan demikian mereka merupakan pemakan yang efisien yang dapat menangkap dan memproses berbagai jenis luas makanan.[5] Mulutnya bersifat protrusible, biasanya dibatasi dengan moncong yang lebar dan seringkali menebal. Rahangnya mempunyai gigi konikal. Secara khas, tilapia memiliki sirip dorsal panjang, dan garis lateral yang sering terputus pada akhir sirip dorsal, serta muncul lagi dua atau tiga baris sisik di bawahnya.

Spesies

Tilapia merupakan nama umum yang digunakan untuk berbagai jenis cichlid dari tiga genus berbeda: Oreochromis,[6] Sarotherodon[7] dan Tilapia.[8] Anggota-anggota kedua genus lain dulunya termasuk ke dalam Tilapia tetapi kemudian dipisahkan menjadi genus sendiri. Namun, semua spesies masih biasa disebut "tilapia" tanpa memperdulikan nomenklatur taksonomi sesungguhnya. Templat:Common fish
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Tilapia
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

jam

Search

Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Posts

Unordered List

/* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://cur.cursors-4u.net/others/oth-6/oth528.ani), url(http://cur.cursors-4u.net/others/oth-6/oth528.png), progress !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */

Pages

Theme Support

Lights Of Heaven - AppStarting